Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2011

Iman yang Gelisah

Di padang Badar yang tandus dan kering, semak durinya yang memerah dan langitnya yang cerah, sesaat kesunyian mendesing. Dua pasukan telah berhadapan. Tak imbang memang. Yang pelik, sebagian mereka terikat oleh darah, namun terpisah oleh aqidah. Dan mereka tahu inilah furqan ; hari terpisahnya kebenaran dan kebatilan. Ini hari penentuan akankah keberwujudan mereka berlanjut. “Ya Allah,” lirihnya dengan mata kaca, “Jika Kau biarkan pasukan ini binasa, Kau takkan disembah lagi di bumi! Ya Allah, kecuali jika Kau memang menghendaki untuk tak lagi disembah di bumi!” Gemetar bahu itu oleh isaknya,  dan selendang di pundaknya pun luruh seiring gigil yang menyesakkan. Dan Abu Bakar, lelaki dengan iman tanpa retak itu punya kalimat yang jauh lebih santun. “Sudahlah Ya Rasulullah,” bisiknya sambil mengalungkan kembali selendang Sang Nabi, “Demi Allah, Dia takkan pernah mengingkari janji-Nya padamu!” “Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan dengan aneka ujian