Langsung ke konten utama

We Call Her "Layyinan"




Tanggal dua puluh enam adalah tanggal gajian abu. Trus knp mi? Hihihi. Ternyata ada yang spesial dengan tanggal dua puluh enam pada bulan Mei ini. Karena pada tanggal tersebut tepat 40w usia kandungan ummi. Dan tanpa ummi sadari, jauh-jauh hari ummi berkata kalau ummi mau lahiran setelah tanggal dua puluh enam.

Dua pekan yang lalu (38w) dede janin sudah ummi ajak jalan-jalan ke babyshop untuk sekedar membeli beberapa perlengkapan bayi, tak banyak sih karena sebagian besar perlengkapan yang pernah dipakai teteh Mayam dan ceuceu Diidan masih baik. Setelah itu jalan-jalan santai di mall, keliling-keliling saja. Daripada jalan di lapangan, lebih semangat jalan di mall kan?! Ibu hamil kan harus banyak jalan. Ah, dasar!

Satu pekan yang lalu (39w) dede janin juga ummi ajak menemani abu, teteh Mayam, dan ceuceu Diidan main flying fox di Lembang. Yang menyaksikan perut ummi saat itu pasti nyinyir. Perut sudah besar tak terkira masih saja datang ke tempat outbond. Ummi ajak dede janin bercape-cape yang menyenangkan pokoknya.

Keesokan harinya ummi ajak ANC 39w+1d di RSIA Hermina seperti biasa. Dari USG terlihat bahwa kontraksi di rahim ummi sudah intens dan kuat. Janin berada dalam kondisi yang baik. Kepalanya sudah masuk jalan lahir. Beratnya 2,95 kg. Plasenta masih bagus. Dokter kemudian meminta dilakukan rekam NST di ruang bersalin. Hasilnya jantung janin sehat. Namun kontraksi yang intens bisa menyebabkan janin stress. Karena itu dokter meminta ummi kembali ke ruang ANC untuk melakukan pemeriksaan dalam. Ummi langsung menolak.

Dari pengalaman-pengalaman ummi sebelumnya, waktu lahir sudah dekat bila sudah ada darah yang keluar. Sekarang sama sekali belum ada darah yang keluar. Jadi ummi pikir waktu lahir tidak akan terjadi pada hari ini. Ummi menghindari dilakukan pemeriksaan dalam terlalu dini. Akhirnya ummi putuskan untuk kembali pulang ke rumah. Benar saja, setelah sampai ke rumah kontraksinya tidak muncul lagi.

Ummi lanjutkan kembali rutinitas memutar panggul di atas gym ball yang sudah ummi lakukan sejak usia kandungan tujuh bulan. Kontraksi belum juga mau datang. Ummi ajak saja dede janin jalan-jalan ke klinik yang akan jadi tempat lahiran nanti. Ummi mau pijat prenatal sekalian relaksasi. Teteh Mayam dan ceuceu Diidan ikut abu ke kantor untuk main di daycare. Sementara ummi menikmati perjalan dari rumah ke klinik dengan menggunakan kendaraan umum meski ternyata jalanan kota Bandung tak bersahabat untuk ibu hamil yang hampir melahirkan.

Tanggal dua puluh lima. Pagi hari ada sedikit flek yang keluar. Namun ummi berencana berkegiatan seperti biasa saja. Pagi-pagi sekali datang ke acara halaqah lalu berlanjut ke acara reses anggota dewan. Setelah acara tersebut selesai, teteh Mayam dan ceuceu Diidan tampak kelelahan. Tubuh mereka mulai agak demam karena semenjak main di daycare kemarin mereka terkena flu, mungkin tertular anak-anak lain di daycare. Atau mungkin juga kelelahan sehabis bermain flying fox tempo hari.

Hari itu kegiatan abu padat. Sebelum beralih pada kegiatan lain, abu mengantarkan kita semua pulang ke rumah. Seperti biasa percakapan kami akhir-akhir ini isinya seputar persiapan melahirkan. Intinya abu meminta ummi mempersiapkan diri untuk melahirkan hari ini. Jangan mengkhawatirkan apapun. Dan ummi malah berkata kalo lahirannya mau besok saja, tidak mau hari ini.

"Ummi mau belanja bulanan dulu. Kalo engga nanti semua jadi kacau dong. Kebutuhan rumah untuk sebulan ke depan belum dipersiapkan. Kebutuhan anak-anak. Kebutuhan dapur. Bla..bla.. "

"Trus kenapa harus belanja besok, belanjanya kan bisa hari ini aja Mi!"

"Besok kan tanggal dua puluh enam, tanggal abu gajian! Soalnya... bla...bla... "

Ibu-ibu teh otaknya jadi rumit ya kalau menyangkut uang. Hihihi... Setelah berbagai cara akhirnya abu meyakinkan ummi untuk belanja bulanan saat itu juga sampai menyodorkan kartu miliknya. Akhirnya saat itu juga abu mengantar ummi ke supermarket, lalu ummi belanja untuk kebutuhan satu bulan ke depan sepuasnya sebelum abu melanjutkan kembali aktivitasnya. Namun rupanya do'a ummi untuk janin yang di dalam rahim sudah Allah tuliskan. Hari itu tidak ada progres apa-apa lagi. Baik kontraksi ataupun flek tidak muncul lagi.

Tanggal dua puluh enam. Inilah hari yang tadinya ummi nanti-nanti. Hari ini usia kandungan ummi tepat 40w. Ummi berazzam untuk melakukan yang terbaik hari ini. Abu mengajak ummi ke lapangan olah raga. Di sana abu menemani teteh Mayam dan ceuceu Diidan bermain di pinggir lapangan. Sementara ummi berjalan kaki hampir berlari. Memutari lapangan berkali-kali.

Setelah kegiatan kami di lapangan olahraga selesai, abu mengantar ummi ke rumah seorang bidan senior dekat rumah. Ummi memutuskan untuk pemeriksaan dalam. Hasilnya bukaan dua longgar. Tapi kata bu bidan, bukaan dua longgar adalah kondisi standar untuk anak ketiga yang artinya ini bukan tanda bahwa waktu melahirkan sudah dekat. Melihat kondisi mulut rahim yang masih tebal bu bidan memperkirakan paling cepat lahir besok atau lusa. Selain itu berdasarkan perabaan, perut ummi tidak terlalu besar, beliau memperkirakan berat badan janin sekitar 3,0 kg. Oh masih lama ya lahirnya? Ummi pun pasrah dan langsung pulang ke rumah mengingat abu masih banyak kegiatan hari ini.

Setelah istirahat sejenak di rumah, kontraksi muncul. Masih jarang tetapi teratur. Ummi kembali mengecek tas perlengkapan untuk dibawa ketika melahirkan nanti. Abu bergegas berangkat untuk melanjutkan aktivitasnya. Nanti sore akan hadir bapak cawawalkot. Berhubung ini daerah kekuasaan abu, jadilah abu harus pergi mengurus berbagai keperluan kampanye, meninggalkan ummi yang sedang cenat cenut karena akan melahirkan juga teteh Mayam dan ceuceu Diidan yang sedang sakit. Abu terus memantau kondisi ummi lewat udara.

Progres kontraksi luar biasa cepat. Ketika shalat isya saja ummi sudah tidak kuat shalat sambil berdiri. Abu pulang larut malam. Hampir pukul dua puluh satu. Tiba di rumah abu memasak sendiri makanannya. Lalu sambil makan malam, abu menghubungi klinik tempat bersalin, memberi kabar kalau kami akan datang ke klinik untuk melahirkan. Abu makan dengan lahap sampai tiga kali nambah. Ummi jadi snewen menahan kontraksi sementara abu dengan santainya makan. Teteh Mayam dan ceuceu Diidan sudah tidur dan akan segera ummi tinggalkan di rumah dengan enin. Hiks.. hiks... ummi sedih sekali.

Akhirnya kami berangkat tepat pukul dua puluh satu lewat tiga puluh menit. Di perjalanan, ummi tak kuasa menahan irama kontraksi yang semakin kuat dan intens. Ummi masih berpikir kalau ini masih bukaan dua longgar dan akan melahirkan besok atau lusa seperti yang diucapkan bidan tadi pagi. Tapi rasanya kok luar biasa sakit. Sampai ummi ngelantur berkata kalau ummi tidak mau punya anak lagi karena ini bukaan duanya saja sakit sekali. Abu yang sedang mengendarai mobil dengan tenang menjadi terkejut dan menenangkan ummi.

Menjelang pukul dua puluh dua kami tiba di klinik. Abu langsung parkir dan memapah ummi menuju ke dalam klinik. Namun ummi sudah tidak sanggup berjalan. Dengan manja ummi minta abu menggendong ummi. Abu mencoba menggendong ummi, tetapi ternyata abu tidak sanggup. Abu memang sedang dalam kondisi kelelahan setelah beraktivitas seharian. Akhirnya abu meminta ummi berjalan sambil dipapah abu. Di kemudian hari hal itu sering ummi jadikan lelucon. "Ih... abu mah.. masa pas ummi udah ga kuat jalan karena kesakitan mau melahirkan, abu engga kuat gendong ummi. Padahal kan ummi ini ibu hamil paling langsing seduania! Hihihi..."

Tibalah ummi di ruang periksa. Ada dua orang bidan jaga yang masih sangat muda belia. Salah satu diantaranya segera melakukan pemeriksaan dalam pada ummi. Ternyata sudah bukaan lengkap, subhanallah, pantas saja begitu sakit! Bidan lainnya menghubungi bidan utama agar segera datang. Pak satpam segera memberikan kursi roda. Bidan jaga mendorong ummi menuju kamar. Dan abu segera mengambil perlengkapan dari mobil.

Sampailah ummi di sebuah kamar bertema floral berwarna hijau yang sudah ummi pilih jauh-jauh hari. Bidan jaga dengan sigap mempersiapkan seluruh peralatan yang diperlukan. Abu pun segera datang dan mengenggam tangan ummi. Ummi terus berdzikir kepada Allah, mengatur nafas, dan menenangkan diri menyambut kehadiran putri ketiga ummi.

Tak menunggu lama bidan jaga berkata kalau kepala bayi sudah terlihat lengkap dengan kantung ketuban yang masih utuh dan jernih. Abu segera melihat kepala bayi tersebut sambil tersenyum. Ummi terus berdzikir dan mengatur nafas, menyelaraskannya dengan kontraksi yang semakin memuncak.

Tak lama kepala bayi keluar seluruhnya dengan sendirinya, taat pada apa yang Allah tetapkan kepadanya. Kami sambut dengan penuh sukacita. Inilah gentle birth yang selama ini hanya bisa ummi baca pada literatur. Hari ini telah Allah tetapkan gentle birth menjadi rizkimu putri kecilku. Ummi sambut dengan pelukan hangat di dada ummi.

Kau lahir tanggal dua puluh enam seakan Allah tuliskan do'a ummi untukmu. Berat badanmu 3,75 kg, sungguh besar bila dibandingkan dengan perut ummi yang kecil. Hasil USG dan hasil perabaan bidan senior meleset.

Kau terlahir dengan penuh kelembutan tanpa ummi harus mendorongmu keluar. Bahkan tanpa bantuan bidan utama yang tak sempat datang. Hanya ditemani dua orang bidan jaga yang masih muda belia.

Subhanallah... Alhamdulillah... Semoga kelemahlembutan menjadi perangaimu kelak putri kecilku, Ermaryam Qawlanlayyinan.

-Mengenang kisah kelahiran putri ketiga kami, Ermaryam Qawlanlayyinan, 26 Mei 2013-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman Belanja Oleh-oleh Umroh

Saat akan menentukan budget oleh-oleh dan item apa saja yang akan dibeli, saya kebingungan karena minim sekali blog yang menginfokan hal ini. Oleh karena itu, pada tulisan ini akan saya paparkan mengenai beberapa item oleh-oleh yang saya beli di sana. Sayang sekali tidak semua barang berhasil saya dokumentasikan. Walaupun begitu, semoga tulisan saya ini bermanfaat. Nah, ini diantaranya item yang ditemui di Bin Dawood, Makkah. Bin Dawood terletak di kawasan Zamzam Tower lantai dasar. Foto paling atas adalah aneka bumbu, kebanyakan bumbu nasi khas Arab. Ini macamnya banyak sekali. Saya pun membeli belasan buah karena menganggap ini adalah item yang tidak bisa dibeli di tanah air. Foto kedua adalah bumbu kebuli premium seharga 14 riyal dan keju la vache seharga 7,5 riyal. Dan foto ketiga adalah cokelat kerikil kemasan 225gr seharga 16 riyal. Nah, itu struk pembayaran belanja di Bin Dawood, Makkah. Nah, kalau foto yang diatas itu adalah item yang

Melihat foto-foto...

Foto-foto waktu jaman muda@ Kampus... Menatap Langit di atas kampus ITB Turun ke Jalan Pake Jaket Bolang Jadi Ibu Guru Rapat Naik Gunung Napak Tilas Jalan-Jalan ke UI Ketemu Tokoh Briefing..briefing.. Darma Wanita Wira Kreasi Berkarya Nge-Lap

Masuk Magister Kenotariatan UNPAD

Lama tidak menulis. Ada yang kangen dengan tulisan saya kah?? qiqiqi Satu tahun terakhir ini saya menghabiskan waktu untuk melanjutkan sekolah. Mau tau ceritanya? Let's read! Ini adalah laman yang sejak bulan Maret 2018 selalu saya intip. Di laman tersebut saya melakukan registrasi pendaftaran SMUP UNPAD, TPA,TOEFL, pengumuman kelulusan, sampai nantinya pengumuman mengenai daftar ulang dan pelunasan pembayaran SPP semester pertama. Hari-hari saya pun dihabiskan untuk memenuhi persayaratan pendaftaran yang begitu kompleks yang bikin meringis untuk melengkapinya. Foto di atas itu hanya salah satu dari sekian banyak syarat yang harus dipenuhi. Bolak balik ngurusin TPA dan TOEFL, SKCK, Legalisir Ijazah dan Transkip, Surat Keterangan Sehat dari UPT Kesehatan UNPAD, ikut bimbingan belajar, masukin syarat-syarat, bikin Proposal Tesis, serangkaian tes yang bikin nangis, sampai akhirnya melengkapi syarat daftrar ulang. Saat ujian tertulis, saya sudah putus asa. Di situ saya