Langsung ke konten utama

Postingan

Kehamilan Ke-5

Assalamualaikum. Lama tidak menulis. Kali ini saya akan membagikan kisah mengenai kehamilan ke-5. Kehamilan yang berakhir duka namun selalu Allah berikan penawarnya. Kala itu, penghujung tahun 2019, saya dan suami memutuskan untuk membuka IUD, bertepatan dengan proses tindakan odontektomi yang sedang saya jalani. T indakan odontektomi ini dilakukan oleh seorang dokter bedah mulut yang terdiri dari foto panoramic, konsumsi psikotropika sebagai penghilang rasa sakit, tindakan pengangkatan yang memakai obat bius, dll. Yang pasti tubuh saya banyak ditempa oleh sesuatu yang kiranya berbahaya dalam proses pembentukan janin. Seperti saat memasang IUD, melepasnya pun dilakukan pada hari terakhir haid agar tidak sakit, yang ternyata sehabis itu saya tidak mengalami haid lagi, atau dengan kata lain saya langsung hamil begitu lepas IUD. Senang sekali rasanya, apalagi ini adalah kehamilan yang sudah direncanakan jauh-jauh hari.  Ada yang mengganggu pikiran saya saat itu. Proses odontektomi i...
Postingan terbaru

Semester Dua Magister Kenotariatan UNPAD

Semester 2 ini membuktikan kalau semester 1 memang belum ada apa2nya. Kau kata suami saya, kalau harus ngulang ya tinggal ngulang aja, emangnya kenapa?! Ya sudahlah kalau begitu....

Semester Satu Magister Kenotariatan UNPAD

Karena belum ada kesempatan untuk menceritakan dengan detail kondisi saya setelah kuliah di Magister Kenotariatan UNPAD, saya hanya bisa menyampaikan istilah kocak bikinan temen-temen :) Bunyinya gini : "Pas masuk sini pada baca Alhamdulillah, tapi setelah masuk sini jadi pada sering baca Astaghfirullah" Qiqiqi... Kocak pisan mereka teh...

Masuk Magister Kenotariatan UNPAD

Lama tidak menulis. Ada yang kangen dengan tulisan saya kah?? qiqiqi Satu tahun terakhir ini saya menghabiskan waktu untuk melanjutkan sekolah. Mau tau ceritanya? Let's read! Ini adalah laman yang sejak bulan Maret 2018 selalu saya intip. Di laman tersebut saya melakukan registrasi pendaftaran SMUP UNPAD, TPA,TOEFL, pengumuman kelulusan, sampai nantinya pengumuman mengenai daftar ulang dan pelunasan pembayaran SPP semester pertama. Hari-hari saya pun dihabiskan untuk memenuhi persayaratan pendaftaran yang begitu kompleks yang bikin meringis untuk melengkapinya. Foto di atas itu hanya salah satu dari sekian banyak syarat yang harus dipenuhi. Bolak balik ngurusin TPA dan TOEFL, SKCK, Legalisir Ijazah dan Transkip, Surat Keterangan Sehat dari UPT Kesehatan UNPAD, ikut bimbingan belajar, masukin syarat-syarat, bikin Proposal Tesis, serangkaian tes yang bikin nangis, sampai akhirnya melengkapi syarat daftrar ulang. Saat ujian tertulis, saya sudah putus asa. Di situ saya ...

Birth of son, TOHA.

Hadirmu adalah nikmat yang begitu banyak. [Kauthar] Segala lara hati yang mengusik kesyukuran sirna seketika, saat tangismu pecah di penghujung Ramadhan ini . Lara hati yang tak perlu ummi ceritakan kepadamu, tapi nanti akan ummi berikan tagihannya kepada abu :) Yang jelas engkau adalah janin yang sangat tangguh, Nak! Pekan ke-33 dengan tenaga penghabisan, kita bertemu seorang dokter dalam kondisi mulai kekurangan cairan ketuban. Bukan hanya itu, dokter pun lantas memvonis bahwa kehamilan ummi adalah kehamilan beresiko tinggi, kehamilan ke-4 dengan jarak yang rapat. Mendengar itu dalam kondisi down selepas mendampingi abu yang sakit berbulan-bulan, yang tentunya menyebabkan perhatian ummi pada kehamilan menjadi berkurang. Ditambah kelelahan mengasuh anak-anak gadis sambil kuliah. Ummi berjanji tidak akan periksa ke dokter itu lagi. Pekan ke-35, kita bertemu dokter lain yang pernah menolong ummi melahirkan bayi ke-2. Kondisi cairan ketuban semakin berkurang. Bersyu...

Menjemput Takdir

Dengan nama Mu... Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Allah, hari ini ku teguhkan hatiku, untuk mewujudkan cita-citaku, dan menjemput impianku. Allah, kuatkan diri ku menghadapi sulitnya ujian, dan beratnya cobaan, yang pasti mengiringi setiap keberhasilan. Hanya dengan pertolongan-Mu, semua ujian menjadi sangat mudah, dan semua cobaan menjadi sangat ringan. Hanya dengan kekuatan-Mu akan kujemput keberhasilanku. ===================================== Bismillaah... Pekan ini mulai kuliah semester 2. Sambil memutar otak bagaimana mengkondisikan anak2. Mengesampingkan rasa malas. Juga gengsi sebagai alumni kampus gajah. Mengesampingkan rasa takut. Takut nyebrang dan takut malam. Berkompromi dengan perasaan tak rela meninggalkan anak2. Bismillah... Bertawakal kepada Allah. Semoga lancar dan barokah... Aamiin...

We Call Her "Layyinan"

Tanggal dua puluh enam adalah tanggal gajian abu. Trus knp mi? Hihihi. Ternyata ada yang spesial dengan tanggal dua puluh enam pada bulan Mei ini. Karena pada tanggal tersebut tepat 40w usia kandungan ummi. Dan tanpa ummi sadari, jauh-jauh hari ummi berkata kalau ummi mau lahiran setelah tanggal dua puluh enam. Dua pekan yang lalu (38w) dede janin sudah ummi ajak jalan-jalan ke babyshop untuk sekedar membeli beberapa perlengkapan bayi, tak banyak sih karena sebagian besar perlengkapan yang pernah dipakai teteh Mayam dan ceuceu Diidan masih baik. Setelah itu jalan-jalan santai di mall, keliling-keliling saja. Daripada jalan di lapangan, lebih semangat jalan di mall kan?! Ibu hamil kan harus banyak jalan. Ah, dasar! Satu pekan yang lalu (39w) dede janin juga ummi ajak menemani abu, teteh Mayam, dan ceuceu Diidan main flying fox di Lembang. Yang menyaksikan perut ummi saat itu pasti nyinyir. Perut sudah besar tak terkira masih saja datang ke tempat outbond. Ummi ajak dede janin...

Dermatitis Pada Kehamilan

Bismillahhirrahmannirrahiim... Menyambung tulisan sebelumnya, saya akan menceritakan tentang kehamilan ketiga. Kehamilan yang tak kalah cobaannya dibandingkan kehamilan kedua. Bersama suatu makhluk Allah yang bernama dermatitis. Bertahan menanggung beratnya kehamilan sambil mengasuh dua orang balita. Dermatitis itu hanya punya satu kata penjelas yang mutlak yaitu gatal. Gatal luar biasa yang saya rasakan selama berbulan-bulan. Nyaris saya dibilang sakit jiwa bila gatal parah menyerang. Seperti orang sakau minta diberi narkoba. Bolak-balik ke dokter tiap kali obat habis. Entah berapa banyak obat anti alergi dan obat anti radang yang sudah saya lahap. Juga krim anti radang seharga ratusan ribu yang saya oles di seluruh tubuh yang hanya bertahan 2 atai 3 hari saja saking meratanya radang di seluruh tubuh saya. Menjelang usia kandungan 7 bulan, saya berencana untuk segera menyapih putri kedua yang sebentar lagi genap berusia 18 bulan. Saya tidak bermaksud untuk melakukan tandem nursi...

We Call Her “Sadiidan”

Selang oksigen yang melilit di hidung dan jarum infus yang tertanam di pergelangan tangan tidak menyurutkan gelombang cinta saya kepada janin yang berada di dalam rahim. Janin shalih ini sedang terancam jiwanya, detak jantungnya tidak normal dan dia sama sekali tidak bergerak. Sedikit dalam saya berfikir tentang segala kemungkinan buruk yang mungkin saja terjadi, saya takut kehilangan Ya Allah... saya membulatkan tekad dan akan segera meminta untuk segera dilaksanakan opersi sesar. Satu orang bidan dan satu orang perawat masuk ke ruangan dan menyampaikan keputusan dr. Delle untuk segera memasang induksi balon. Sungguh saya ragu, karena saya hampir saja putus asa mengingat kondisi ‘gawat janin’ tidak kunjung memperlihatkan kemajuan sedikit pun sejak saya dirawat di sini.   “ Bu, tingkat keberhasilan induksi ini berapa persen? Saya khawatir tidak ada kemajuan yang berart i…” ucap saya. “ InsyaAllah bu, ini keputusan dari dr. Delle mengingat mulut rahim ibu ...

Her Placenta is Previa

Placenta Previa Totalis , itulah diagnosis Prof Sofie. Dua lembar jurnal beliau serahkan kepada kami untuk menjelaskan kondisi yang saya alami ketika itu. Dua hal yang saya garis bawahi dari jurnal tersebut, pertama pendarahan yang mengancam jiwa saya dan janin, kedua persalinan dengan sectio caesaria yang harus dilaksanakan bila kondisi ini masih terjadi saat menjelang persalinan. Tak jauh berbeda dengan trimester pertama yang saya jalani dengan flek dan kontraksi, trimester kedua dan ketiga pun harus saya jalani dengan pendarahan yang lebih serius. Bila flek yang terjadi saat trimester pertama jumlah kejadiannya bisa dihitung dengan jari, maka pendarahan yang terjadi di trimester kedua ini bisa terjadi hampir setiap hari dengan jumlah darah segar yang cukup banyak. Itu mengerikan bagi saya.