Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2012

We Call Her “Sadiidan”

Selang oksigen yang melilit di hidung dan jarum infus yang tertanam di pergelangan tangan tidak menyurutkan gelombang cinta saya kepada janin yang berada di dalam rahim. Janin shalih ini sedang terancam jiwanya, detak jantungnya tidak normal dan dia sama sekali tidak bergerak. Sedikit dalam saya berfikir tentang segala kemungkinan buruk yang mungkin saja terjadi, saya takut kehilangan Ya Allah... saya membulatkan tekad dan akan segera meminta untuk segera dilaksanakan opersi sesar. Satu orang bidan dan satu orang perawat masuk ke ruangan dan menyampaikan keputusan dr. Delle untuk segera memasang induksi balon. Sungguh saya ragu, karena saya hampir saja putus asa mengingat kondisi ‘gawat janin’ tidak kunjung memperlihatkan kemajuan sedikit pun sejak saya dirawat di sini.   “ Bu, tingkat keberhasilan induksi ini berapa persen? Saya khawatir tidak ada kemajuan yang berart i…” ucap saya. “ InsyaAllah bu, ini keputusan dari dr. Delle mengingat mulut rahim ibu saat

Her Placenta is Previa

Placenta Previa Totalis , itulah diagnosis Prof Sofie. Dua lembar jurnal beliau serahkan kepada kami untuk menjelaskan kondisi yang saya alami ketika itu. Dua hal yang saya garis bawahi dari jurnal tersebut, pertama pendarahan yang mengancam jiwa saya dan janin, kedua persalinan dengan sectio caesaria yang harus dilaksanakan bila kondisi ini masih terjadi saat menjelang persalinan. Tak jauh berbeda dengan trimester pertama yang saya jalani dengan flek dan kontraksi, trimester kedua dan ketiga pun harus saya jalani dengan pendarahan yang lebih serius. Bila flek yang terjadi saat trimester pertama jumlah kejadiannya bisa dihitung dengan jari, maka pendarahan yang terjadi di trimester kedua ini bisa terjadi hampir setiap hari dengan jumlah darah segar yang cukup banyak. Itu mengerikan bagi saya.