Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2008

Semua ada saatnya…

Selamat kepada rekan-rekan yang telah menjalani Sidang Program Sarjana periode wisuda Oktober 2008 !!! Barakallah, selamat menempuh kehidupan selanjutnya ! Menjadi batu bata yang lain dalam bangunan peradaban… Teh Ninda (TL 2003) dan Teh Puput (TL 2003) Dag dig dug banget waktu nungguin teteh-teteh seperjuanganku ini sidang  di Ruang Harun, Lt 2 Gedung TL Lama, di hari yang berbeda. . Alhamdulillah, setelah melewati kurang dari 2 jam sidang, mereka dinyatakan lulus. Barakallah ukhtiy! Aku tahu, kalian sudah menunggu lama untuk ini...   Gilang Widyawisaksana HP (GD 2004) Sodara tiri yang satu ini mendahului rekan-rekan sependeritaannya yang lain. Satu nasihat Gilang yang saya ingat satu hari setelah dia seminar, “ Siapa yang menolong agama Allah, maka Allah pasti akan menolongnya ”. Hmm… terimakasih sudah menginternalisasikan kembali ayat-ayat itu bro’! Alfian Nur Mahendra (FT 2004) Nah, si Alfi (Ketua Tim Promotor Bolang) ini emang udah bisa lulus

Kata di Jalan Cinta!

Satu kata cinta Bilal : “Ahad!” Dua kata cinta Sang Nabi : “Selimuti aku..!” Tiga kata cinta Ummu Sulaim : “Islammu, itulah maharku!” Empat kata cinta Abu Bakar : “Ya Rasulullah, saya percaya..!” Lima kata cinta Umar : “Ya Rasulullah, ijinkan kupenggal lehernya!” Hmm… Setiap pengukir sejarah memiliki caranya sendiri dalam mengekspresikan cinta. Begitu pun dengan orang-orang disekeliling kita atau mungkin juga dengan diri kita sendiri! Bagaimana mencintai umat? Bagaimana mencintai bangsa dan tanah air? Bagaimana mencintai orang tua dan saudara? Atau mungkin, bagaimana mencintai orang terkasih? Semua dalam rangka mencintai Rabbnya. (Inspirasi dari buku “Jalan Cinta Para Pejuang” karya Salim A. Fillah)

Lahir Bersama Masalah

Kita lahir dan bersama kelahiran itu telah ada daftar masalah. Sebab hidup pada dasarnya adalah masalah itu sendiri. Kita tumbuh dan segalapertumbuhan psikologis, biologis, dan fisik kita senantiasa diiringi oleh masalah. Mulanya kita tak mengerti baik dan buruk, lalu tarikan kebaikan menebarkan rasa tentramnya, maka hati nurani kita mulai cita pada kebaikan. Tapi kita juga belajar bahwa memilih kebaikan selalu punya ongkos kelelahannya. Seiring dengan itu, tarikan keburukan juga datang menggoda...     Yang sedang merasakan bahwa hidup ini adalah masalah yang tak berujung, silakan baca selengkapnya tulisan yang mencerahkan ini di majalah Tarbawi edisi 186.

(?!!)

Padang ilalang yang luas itu terhampar di sisi sebelah Timur dan Selatan mushola sebuah fakultas di kampus ini. Di ujung mata, garis horison yang tidak tegas memisahkan antara langit biru dan padang ilalang. Sunyi... Sepi... Kalau saja pengunjung mushola tidak bersuara cukup lantang, di tempatku duduk ini tidak akan terdengar suara apapun. Jalan raya dan lahan parkir fakultas pun berada cukup jauh dari sini sehingga tidak terdengar suara kendaraan bermotor. Sejenak kubayangkan tentang masa depanku di kampus ini sambil melepaskan pandangan ke arah padang ilalang itu. Masa depan yang sunyi, jauh dari keramaian. Sore menjelang. Saat bola keemasan hampir menyentuh batas horison danau, kembali kutemukan mimpi itu. Mimpi yang pernah tertunda dan akan segera aku raih! Anni yang waktu itu lagi di UI

Menikmati Demokrasi

Kembali membaca tulisan lama... Menikmati Demokrasi (Anis Matta) Setiap individu dalam masyarakat demokrasi sama dengan individu yang lain. Semua sama-sama bebas dalam berpikir, berekspresi, bertindak, dan memilih jalan hidup. Tidak boleh ada rasa takut, tidak boleh ada tekanan, terutama dari militer. Tidak boleh. Kebebasan hanya dibatasi oleh kebebasan yang sama. Fungsi negara hanyalah memfasilitasi untuk hidup bersama secara damai. Negara bertugas melindungi setiap individu dan setiap entitas untuk hidup dengan cara mereka. Dasar yang digunakan negara dalam bekerja adalah kesepakatan bersama antarwarga negara, sesuatu yang kemudian kita sebut dengan konstitusi, undang-undang atau hukum. Padanan demokrasi dalam ekonomi adalah tuntutan pasar bebas. Di sini harus ada jaminan kebebasan bagi lalu lintas barang, jasa, dan manusia (sebagai apapun, termasuk sebagai tenaga kerja), tanpa batas teroterial, regulasi, atau nilai. Semua pergerakan itu semata-mata tunduk pada