Langsung ke konten utama

Tentang Sebuah Kekalahan…



Wuuuw, sejarah kembali terulang! Setelah kekalahan Army (yang telak) dan kekalahan BoLang (yang cuma 28 suara =p), kini bagiannya Trendi. Apa karena dibalik Trendi itu Army dan Gilang ?! (peace bro’ !! Bercanda doang ^_^)

Jadi membuka kembali buku Fikih Pergerakan karya Sayyid Quthb mengenai Perang Uhud yang sudah sempat dibaca 1 tahun yang lalu.


Pertama-tama menang, lalu kalah, kemudian menang lagi dengan kemenangan terbesar setelah menang dan kalah itu. Kemenangan pengetahuan yang jelas dan kemenangan visi yang terang tentang hakikat-hakikat yang dipaparkan dalam al-Qur’an; ketenangan emosi dalam menerima kebenaran hakikat-hakikat tersebut dengan ketenangan yang meyakinkan; penyeleksian jiwa; pemilahan barisan. Dan, setelah itu pembebasan barisan Islam dari banyak kerancuan persepsi, kesamaran nilai, dan benturan emosi. Karena, di sana ada penampakan ciri khas orang-orang munafik yang sangat kentara; kejelasan tanda-tanda kemunafikan dan tanda-tanda ketulusan, dalam perkataan dan perbuatan, serta dalam emosi dan perilaku; di sana ada kejelasan tuntutan-tuntutan iman, tuntutan-tuntutan dakwah kepada-Nya, dan pergerakan dengannya, persiapan dengan pemfokusan, persiapan dengan pengorganisasian, konsisitensi dalam ketaatan dan kepengikutan, tawakal hanya kepada Allah SWT, dalam setiap langkah di jalan ini, mengembalikan semua perkara kepada Allah; dalam kemenangan dan kekalahan, dalam kematian dan kehidupan, serta dalam semua perkara dan tujuan.

Hasil sangat besar yang diperoleh umat Islam dari kejadian-kejadian ini dan dari petunjuk-petunjuk Al-Qur’an sesuadah kejadian-kejadian ini adalah besar dan lebih berart i-tanpa bisa dibandingkan- dibandingkan hasil yang berupa kemenangan dan rampasan perang!

Umat Islam ketika itu sangat memerlukan hasil yang sangat besar itu… mereka seribu kali lebih butuh kepadanya daripada kepada hasil kemenangan perang dan rampasan perang…



Ya, ikhwahfillah, mungkin saat ini kita lebih membutuhkan kekalahan daripada kemenangan. Tidak perlu ragu dengan ketetapan yang telah diberikan oleh-Nya. Allahuakbar !!!









-masih dalam harapan tentang Bandung yang madani-



Anni Nuraeni (yang entah tinggal berapa saat lagi tinggal di Bandungnya…)

Komentar

  1. Menurut saya kita gak kalah...
    Masih terlalu banyak hikmah yg bs diambil dari pilwakot ini...
    Kang Haru pernah bilang (pendekatan konteks), sebenarnya gak ada istilah 'kita menyelamatkan bandung' yang ada adalah 'warga bandung menyelamatkan diri mereka sendiri'. Kalau ternyata 'yang itu-itu lagi' yang menang, berarti warga bandung belum siap menyelamatkan kota mereka, atau persepsi mereka tentang 'kota bandung yang terselamatkan' masih berbeda dengan persepsi kita.
    Pas jaga jadi saksi di TPS kemarin, saya ngobrol sama seorang ketua RT. Beliau curhat, "seandainya ini (PKS) berkoalisi dengan itu (beliau menunjuk PAN), saya yakin mereka juaranya.". Pembicaraan itu saya endapkan dipikiran saya hingga beberapa jam kemudian dan kemudian saya teringat bahwa apapun hasil (fisik) pilkada ini, yang kita usung adalah hasil dari sebuah musyawarah dan keberkahan proses syurolah (serta ridho Allah) yang kita kejar.
    Dan hikmah yang bisa saya ambil adalah, Allah memberikan hadiah yang lebih besar buat jama'ah ini. Mungkin, jika memang kita berkoalisi dengan partai lain kemenangan itu bisa kita raih. Tetapi bisa jadi muncul ganjalan-ganjalan didalam internal ikhwah yang tidak sepakat dengan koalisi tersebut. Sekarang, memang kita tidak 'memperoleh suara terbanyak, tapi Alhamdulillah, Allah menjaga soliditas ikhwah di Bandung. Dengan segala bentuk aktivitas kita selama musim kampanye kemarin (DS, atributisasi dll), insyaAllah Allah telah memberikan tadrib amal dan telah melengkapi perbekalan kita untuk menyongsong pemilu 2009.

    BalasHapus
  2. [...] membaca posting ini dan coba memberikan sedikit opini saya tentang pilwakot [...]

    BalasHapus
  3. btw...
    menang dan kalah dalam dakwah itu parameternya apa?
    saya kira, kekalahan dalam pemilu itu bukan sebuah parameter kekalahan dakwah.

    ga ada hubungannya.mau kalah atau menang, masalah2 umat yang dihadapi tetap sama kan? dan jihad yang dilakukan juga masih tetap sama.

    karena politik praktis hanyalah satu dari sekian banyak cara untuk membangun peradaban. politik hanya satu dari beberapa pilar penyangga peradaban.

    walahu'alam

    BalasHapus
  4. Pilwalkot Bandung ini sebenarnya bisa dijadikan test case untuk pemilu lainnya dan di pemilu 2009 kelak. Karena PKS maju tanpa koalisi dan mengusung calon dari internal partai.
    Mungkin ini hasil yang terbaik untuk dakwah ini...

    BalasHapus
  5. Dengan kondisi dana 'kampanye' dada vs trendi = 180Milyar : 2,2Milyar, 1 hektar untuk setiap RW yang menang, Rp 20jt per PKK, sembako dan bentuk2 money politics lainnya, sebenernya angka 26% itu menunjukkan kemenangan kita...
    26% itu sama dengan jumlah kader + jumlah masyarakat bandung yang loyal PKS dan menolak money politicsnya DADA ROSADA. Itu sudah modal besar untuk 2009.

    BalasHapus
  6. for now, we lost in the battle... but, no in the war!!!

    BalasHapus
  7. Eh ni... yang ini kirimin ke kampung bocah dunk...

    BalasHapus
  8. @ ardee
    Kan Kampung Bocah itu temanya khusus tentang ukhuwah kak...

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman Belanja Oleh-oleh Umroh

Saat akan menentukan budget oleh-oleh dan item apa saja yang akan dibeli, saya kebingungan karena minim sekali blog yang menginfokan hal ini. Oleh karena itu, pada tulisan ini akan saya paparkan mengenai beberapa item oleh-oleh yang saya beli di sana. Sayang sekali tidak semua barang berhasil saya dokumentasikan. Walaupun begitu, semoga tulisan saya ini bermanfaat. Nah, ini diantaranya item yang ditemui di Bin Dawood, Makkah. Bin Dawood terletak di kawasan Zamzam Tower lantai dasar. Foto paling atas adalah aneka bumbu, kebanyakan bumbu nasi khas Arab. Ini macamnya banyak sekali. Saya pun membeli belasan buah karena menganggap ini adalah item yang tidak bisa dibeli di tanah air. Foto kedua adalah bumbu kebuli premium seharga 14 riyal dan keju la vache seharga 7,5 riyal. Dan foto ketiga adalah cokelat kerikil kemasan 225gr seharga 16 riyal. Nah, itu struk pembayaran belanja di Bin Dawood, Makkah. Nah, kalau foto yang diatas itu adalah item yang

Melihat foto-foto...

Foto-foto waktu jaman muda@ Kampus... Menatap Langit di atas kampus ITB Turun ke Jalan Pake Jaket Bolang Jadi Ibu Guru Rapat Naik Gunung Napak Tilas Jalan-Jalan ke UI Ketemu Tokoh Briefing..briefing.. Darma Wanita Wira Kreasi Berkarya Nge-Lap

Masuk Magister Kenotariatan UNPAD

Lama tidak menulis. Ada yang kangen dengan tulisan saya kah?? qiqiqi Satu tahun terakhir ini saya menghabiskan waktu untuk melanjutkan sekolah. Mau tau ceritanya? Let's read! Ini adalah laman yang sejak bulan Maret 2018 selalu saya intip. Di laman tersebut saya melakukan registrasi pendaftaran SMUP UNPAD, TPA,TOEFL, pengumuman kelulusan, sampai nantinya pengumuman mengenai daftar ulang dan pelunasan pembayaran SPP semester pertama. Hari-hari saya pun dihabiskan untuk memenuhi persayaratan pendaftaran yang begitu kompleks yang bikin meringis untuk melengkapinya. Foto di atas itu hanya salah satu dari sekian banyak syarat yang harus dipenuhi. Bolak balik ngurusin TPA dan TOEFL, SKCK, Legalisir Ijazah dan Transkip, Surat Keterangan Sehat dari UPT Kesehatan UNPAD, ikut bimbingan belajar, masukin syarat-syarat, bikin Proposal Tesis, serangkaian tes yang bikin nangis, sampai akhirnya melengkapi syarat daftrar ulang. Saat ujian tertulis, saya sudah putus asa. Di situ saya