Langsung ke konten utama

Catatan Hati Seorang Ibu Rumah Tangga

Saya adalah seorang ibu rumah tangga. Namun saya seringkali merasa terjebak pada takdir yang Allah gariskan untuk saya ini :p Menanti suami pulang dari kantor setiap sore adalah satu-satunya kebahagiaan yang saya punya setiap harinya. Seakan saya tak punya kebahagiaan yang lain. Bagaimana tidak? Sejak punya anak saya tidak bisa bebas pergi, seakan terpenjara di rumah sendiri, tak bisa mengendarai mobil meskipun sudah 2x ikut kursus, dan tak bisa pergi naik kendaraan umum dengan membawa satu balita, satu batita, dan satu bayi. Jadilah saya selalu kangen suami :p Bila beliau tidak pulang tepat waktu hati saya pun mulai gelisah. Kantornya dekat dengan rumah. Saya tak pernah lengah menanti. Biasanya beberapa menit kemudian baru memberi kabar kalau beliau masih meeting atau sekedar menyelesaikan pekerjaannya sebentar saja.Jangan ditanya bagaimana kondisi hati saya saat beliau meeting di luar kota atau sekedar presentasi di tempat yang jauuuuuuh. Saya sangat gelisah. Hanya saja mengingat kalau beliau sedang bersungguh-sungguh menjemputkan rizki untuk saya dan anak-anak cukup menjadi pengobat hati yang gelisah.

Tanpa mengurangi kesyukuran akan rizki yang Allah berikan, suami yang shalih, anak-anak yang sehat, rumah yang lapang, kendaraan yang nyaman, tetangga yang baik, dan liburan-liburan yang menyenangkan, saya tidak dapat menyembunyikan perasaan bahwa hari-hari saya sangat sulit dalam mengasuh tiga orang baini. Pasalnya kegiatan ini sangat menguras emosi. Kehadirannya membuat urat-urat saya langsung kendor setelah berada dalam kondisi high pressure seharian. Lebih dari itu, anak-anak sangat membutuhkan sosok ayahnya yang kuat namun segar setiap harinya di masa keemasan pertumbuhan mereka.

Sungguh ketika saya masih lajang saya adalah orang baik yang tidak pernah marah-marah :p Bagaimana tidak, sekarang saya punya tiga orang raja kecil yang harus saya layani segala kebutuhannya, yang seenaknya meminta dan memerintah saya, padahal saraf-saraf di otak mereka belum tersambung, belum tau mana yang benar dan mana yang salah, saya harus memahamkan kepada mereka mana yang benar dan mana yang salah menurut Allah tapi dengan bahasa mereka, saya tidak boleh marah apalagi membentak mereka kalau tidak mau otak mereka menjadi rusak. Nah lho... sakit jiwa tingkat tinggi karena memendam emosi.

Dua puluh empat jam dalam sehari saya harus melayani raja-raja kecil itu. Rasa-rasanya 24 jam dalam sehari tidaklah cukup. Kalau boleh meminta pada Allah, saya mau tambahan satu jam saja setiap hari agar saya punya waktu untuk mencintai diri saya sendiri. Membaca banyak buku seperti masih lajang dahulu, menulis di blog, merawat kesehatan dan kecantikan tubuh dengan sekedar lari pagi, pergi ke salon, atau makan variasi buah dan sayuran sepuasnya, pergi ke toko buku dan memilih buku manapun yang saya suka, daaan duduk termenung di koridor masjid salman. Oh... asyiknya. Tapi itu baru mimpi saja. Sekarang saya harus ikhlas dengan kondisi di mana seluruh waktu saya dirampok oleh tiga raja kecil itu. Mereka yang telah Allah titipkan dengan segenap kepercayaan-Nya kepada saya. Saya tak boleh sia-siakan mereka. Saya tak boleh lengah sampai bisa mengantarkan mereka ke surga. Kalaulah ada survey yang mengatakan wanita bekerja itu lebih bahagia, mungkin karena mereka mempunyai waktu lebih banyak untuk mencintai dirinya sendiri. Kalau begitu perjuangan saya tidak akan lama kok. Sebentar lagi raja-raja kecil itu melewati tujuh tahun pertamanya dan menjelma menjadi asisten-asisten kecil yang akan sangat senang disuruh-suruh apa saja untuk membantu saya di usia tujuh tahun kedua mereka. Jadi nanti pada waktunya saya akan punya banyak waktu bukan hanya untuk mencintai diri saya sendiri, tetapi mengejar mimpi-mimpi yang tertunda.

Sekarang saya hanya berharap Allah mengkaruniakan saya rizki yang bisa menjaga saya setiap harinya, diantaranya :
1. Shalat fardhu, shalat rawatib, dan shalat dhuha dengan tenang. Percaya atau tidak, ini sangat sulit bagi kondisi saya sekarang. Shalat dengan diganggu tiga balita itu adalah cobaan yang berat T.T
2. Tilawah al-qur'an minimal 1 juz setiap harinya dan kemajuan menghafal al-qur'an setiap pekannya.
3. Bangun untuk menegakkan malam. Ya Allah ijinkanlah hamba untuk bangun di setiap malam-Mu.
4. Membaca dan menulis. Dua hal yang saling terikat. Semoga saya bisa terus membaca dan menulis setiap hari. Menambah wawasan dan membentuk karakter. Lalu menuangkannya dalam tulisan agar bermanfaat untuk orang lain tanpa terikat dimensi ruang dan waktu.
5. Olahraga dan berjemur. Mulai saat ini saya berkomitmen untuk selalu berolahraga karena tubuh yang sehat dan bugar adalah modal penting untuk bahagia.
6. Makan banyak. Mengingat kondisi tubuh yang semakin kurus, maka muncul lah instruksi untuk makan banyak. Bahasan di sini belum sampai pada makanan seimbang, makanan organik, ataupun makan bergizi, tapi makanan dalam porsi banyak dan sering. Artinya saya sedang berada pada kondisi darurat berat badan :p
7. Melembutkan suara. Karena berteriak akan membuat salah satu bagian otak anak-anak menjadi rusak maka saya tidak boleh membentak.
8. Menambah wawasan setiap hari. Momen yang paling dinanti adalah berdiskusi dengan suami tercinta tentang apa saja yang kami dapatkan seharian.
9. ...
10. ...dan masih banyak lagi, nanti kalau ingat ditulis lagi :D

Ijinkan saya untuk melaksanakan komitmen-komitmen yang telah saya buat. Mengiringi anak-anak tumbuh dewasa dengan nyaman dan dengan dukungan penuh dari suami tercinta.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman Belanja Oleh-oleh Umroh

Saat akan menentukan budget oleh-oleh dan item apa saja yang akan dibeli, saya kebingungan karena minim sekali blog yang menginfokan hal ini. Oleh karena itu, pada tulisan ini akan saya paparkan mengenai beberapa item oleh-oleh yang saya beli di sana. Sayang sekali tidak semua barang berhasil saya dokumentasikan. Walaupun begitu, semoga tulisan saya ini bermanfaat. Nah, ini diantaranya item yang ditemui di Bin Dawood, Makkah. Bin Dawood terletak di kawasan Zamzam Tower lantai dasar. Foto paling atas adalah aneka bumbu, kebanyakan bumbu nasi khas Arab. Ini macamnya banyak sekali. Saya pun membeli belasan buah karena menganggap ini adalah item yang tidak bisa dibeli di tanah air. Foto kedua adalah bumbu kebuli premium seharga 14 riyal dan keju la vache seharga 7,5 riyal. Dan foto ketiga adalah cokelat kerikil kemasan 225gr seharga 16 riyal. Nah, itu struk pembayaran belanja di Bin Dawood, Makkah. Nah, kalau foto yang diatas itu adalah item yang

Melihat foto-foto...

Foto-foto waktu jaman muda@ Kampus... Menatap Langit di atas kampus ITB Turun ke Jalan Pake Jaket Bolang Jadi Ibu Guru Rapat Naik Gunung Napak Tilas Jalan-Jalan ke UI Ketemu Tokoh Briefing..briefing.. Darma Wanita Wira Kreasi Berkarya Nge-Lap

Masuk Magister Kenotariatan UNPAD

Lama tidak menulis. Ada yang kangen dengan tulisan saya kah?? qiqiqi Satu tahun terakhir ini saya menghabiskan waktu untuk melanjutkan sekolah. Mau tau ceritanya? Let's read! Ini adalah laman yang sejak bulan Maret 2018 selalu saya intip. Di laman tersebut saya melakukan registrasi pendaftaran SMUP UNPAD, TPA,TOEFL, pengumuman kelulusan, sampai nantinya pengumuman mengenai daftar ulang dan pelunasan pembayaran SPP semester pertama. Hari-hari saya pun dihabiskan untuk memenuhi persayaratan pendaftaran yang begitu kompleks yang bikin meringis untuk melengkapinya. Foto di atas itu hanya salah satu dari sekian banyak syarat yang harus dipenuhi. Bolak balik ngurusin TPA dan TOEFL, SKCK, Legalisir Ijazah dan Transkip, Surat Keterangan Sehat dari UPT Kesehatan UNPAD, ikut bimbingan belajar, masukin syarat-syarat, bikin Proposal Tesis, serangkaian tes yang bikin nangis, sampai akhirnya melengkapi syarat daftrar ulang. Saat ujian tertulis, saya sudah putus asa. Di situ saya