Langsung ke konten utama

Birth of son, TOHA.

Hadirmu adalah nikmat yang begitu banyak. [Kauthar]
Segala lara hati yang mengusik kesyukuran sirna seketika, saat tangismu pecah di penghujung Ramadhan ini.
Lara hati yang tak perlu ummi ceritakan kepadamu, tapi nanti akan ummi berikan tagihannya kepada abu :)
Yang jelas engkau adalah janin yang sangat tangguh, Nak!



Pekan ke-33 dengan tenaga penghabisan, kita bertemu seorang dokter dalam kondisi mulai kekurangan cairan ketuban. Bukan hanya itu, dokter pun lantas memvonis bahwa kehamilan ummi adalah kehamilan beresiko tinggi, kehamilan ke-4 dengan jarak yang rapat. Mendengar itu dalam kondisi down selepas mendampingi abu yang sakit berbulan-bulan, yang tentunya menyebabkan perhatian ummi pada kehamilan menjadi berkurang. Ditambah kelelahan mengasuh anak-anak gadis sambil kuliah. Ummi berjanji tidak akan periksa ke dokter itu lagi.

Pekan ke-35, kita bertemu dokter lain yang pernah menolong ummi melahirkan bayi ke-2. Kondisi cairan ketuban semakin berkurang. Bersyukur saat itu dokter memberikan energi positif.

Pekan ke-36, kondisi cairan semakin berkurang dengan bbj yang terlalu besar menurut si dokter. Dokter mulai membujuk cek bukaan dan mewacanakan induksi. Menyarankan segera melahirkan, padahal itu bukan kehendak ummi. Selain itu ummi berdoa agar kau lahir setelah UTS.

Pekan ke-37, kondisi cairan ketuban semakin membuat dokter terkaget. Di semua kuadran, cairan ketuban nyaris habis. Kita pun harus menjalani NST. Dokter semakin membujuk untuk cek bukaan dan mulai induksi. Ummi pantang cek bukaan terlalu dini, apalagi induksi. Bersyukur hasil NST baik. Kita pun pulang dengan PR jalan kaki 3 jam per hari, minum 2,5 liter per hari, dan jangan ada kenaikan bbj.

Pekan ke-38, kondisi cairan ketuban tak kunjung membaik padahal ummi sudah minum sekuat tenaga. Kita pun harus menjalani NST kembali. Luar biasa, berdasarkan hasil NST, kau masih toleran terhadap kondisi darurat di dalam rahim ummi. UTS sudah di depan mata. Dokter pun memberikan peringatan keras untuk induksi kalau pekan ini belum lahir, sebelum terjadi kondisi gawat janin karena ketuban habis.

Pekan ke-39, UTS sudah dilalui. Ummi tidak tau bagaimana kondisi mu di dalam rahim karena ummi tidak mau datang lagi ke dokter untuk induksi. Ummi ingin kau lahir saat kau benar-benar siap, karena kau hanyalah melaksanakan perintah Tuhan mu. Ummi yakin Allah selalu menjagamu. Kita kerahkan segala kekuatan tersisa untuk melakukan yang terbaik menyambut kelahiranmu. Jalan dari rumah-ke griya-ke rumah-ke parakan saat-ke rumah. Cingcai lah itu mah. Padahal dalam kondisi perut besaaar. Pagi-siang-sore. Every day begitu. Malam-subuh nya pelvic rocking.



Hari ke-1…

Hari ke-2…
Ada flek dan kontraksi halus. Yakin da ini mah belum saatnya. Meski tetap mengabari bidan Okke.

Hari ke-3…

Hari ke-4…
Penghujung Ramadhan. Menjelang sahur agak senut-senut kontraksinya. Tetap tenang menyiapkan makan sahur abu.
Sekitar pukul 7.30 cek ke bidan terdekat. Ternyata bukaan 5-6. Bidan panik begitu tau ini adalah kehamilan ke-4 dan mengintruksikan untuk berangkat ke Rumah Sakit segera.
Akhirnya ummi putuskan ikut abu ke kantor dan pamitan kepada anak-anak gadis dan berjanji ketika bertemu mereka lagi, adik bayi sudah lahir.
Beberapa lama menunggu di kantor abu. Menikmati kontraksi di parkiran.
Pukul 9.30 tiba di klinik Bumi Ambu disambut hangat oleh Bidan Okke. Lalu observasi oleh Bidan Kakak Dani selama 30 menit. Si kontraksi jadi hilang. Garing juga menunggu di sana dalam kondisi masih jag-jag. Akhirnya ummi ajak abu pulang ke rumah.
Sampai rumah pukul 10.30, anak-anak gadis sangat kecewa ummi pulang cepat ke rumah tapi tanpa membawa adik bayi. 
Duduk di atas gymball, tiba-tiba muncul kontraksi tak tertahankan. Dengan terburu-buru ummi mandi agar tak muncul kontraksi ketika mandi. Selesai mandi ada kontraksi tak tertahankan lagi. Segera masuk ke mobil dan berangkat ke klinik pukul 10.45.
Sampai klinik sekitar pukul 11.15 dalam kondisi jag-jag, jalan sendiri dari mobil ke kamar. Bidan okke langsung cek bukaan. Ternyata sudah bukaan 10. 
Di atas tempat tidur yang empuk mencari posisi yang paling nyaman. Seingat ummi, prosesnya lebih lama dibanding proses melahirkan bayi ke-3 dulu. Membutuhkan sekitar 6x fase kontraksi. Yang kemudian baru diketahui setelah lahir bahwa kaki mu terlilit ari-ari, menyebabkan prosesnya menjadi lebih lama. Abu selalu mendampingi ummi atur nafas menyambut kehadiranmu. Tenang dan tanpa mengejan.
Pukul 11.55 hanya bahagia yang bisa ummi ungkapkan :) Seorang bayi laki-laki, dengan bb 3,4 kg dan pb 49 cm. Tanpa robekan perineum sedikitpun. Alhamdulillah penghujung Ramadhan yang begitu indah dipenuhi kesyukuran kami.

Mengenang kelahiran anak lelaki kami, Thaha Muhammad Kauthar "TOHA".
Klinik Bumi Ambu, 29 Ramadhan 1436 Hijriah, pukul 11.55.


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman Belanja Oleh-oleh Umroh

Saat akan menentukan budget oleh-oleh dan item apa saja yang akan dibeli, saya kebingungan karena minim sekali blog yang menginfokan hal ini. Oleh karena itu, pada tulisan ini akan saya paparkan mengenai beberapa item oleh-oleh yang saya beli di sana. Sayang sekali tidak semua barang berhasil saya dokumentasikan. Walaupun begitu, semoga tulisan saya ini bermanfaat. Nah, ini diantaranya item yang ditemui di Bin Dawood, Makkah. Bin Dawood terletak di kawasan Zamzam Tower lantai dasar. Foto paling atas adalah aneka bumbu, kebanyakan bumbu nasi khas Arab. Ini macamnya banyak sekali. Saya pun membeli belasan buah karena menganggap ini adalah item yang tidak bisa dibeli di tanah air. Foto kedua adalah bumbu kebuli premium seharga 14 riyal dan keju la vache seharga 7,5 riyal. Dan foto ketiga adalah cokelat kerikil kemasan 225gr seharga 16 riyal. Nah, itu struk pembayaran belanja di Bin Dawood, Makkah. Nah, kalau foto yang diatas itu adalah item yang

Melihat foto-foto...

Foto-foto waktu jaman muda@ Kampus... Menatap Langit di atas kampus ITB Turun ke Jalan Pake Jaket Bolang Jadi Ibu Guru Rapat Naik Gunung Napak Tilas Jalan-Jalan ke UI Ketemu Tokoh Briefing..briefing.. Darma Wanita Wira Kreasi Berkarya Nge-Lap

Masuk Magister Kenotariatan UNPAD

Lama tidak menulis. Ada yang kangen dengan tulisan saya kah?? qiqiqi Satu tahun terakhir ini saya menghabiskan waktu untuk melanjutkan sekolah. Mau tau ceritanya? Let's read! Ini adalah laman yang sejak bulan Maret 2018 selalu saya intip. Di laman tersebut saya melakukan registrasi pendaftaran SMUP UNPAD, TPA,TOEFL, pengumuman kelulusan, sampai nantinya pengumuman mengenai daftar ulang dan pelunasan pembayaran SPP semester pertama. Hari-hari saya pun dihabiskan untuk memenuhi persayaratan pendaftaran yang begitu kompleks yang bikin meringis untuk melengkapinya. Foto di atas itu hanya salah satu dari sekian banyak syarat yang harus dipenuhi. Bolak balik ngurusin TPA dan TOEFL, SKCK, Legalisir Ijazah dan Transkip, Surat Keterangan Sehat dari UPT Kesehatan UNPAD, ikut bimbingan belajar, masukin syarat-syarat, bikin Proposal Tesis, serangkaian tes yang bikin nangis, sampai akhirnya melengkapi syarat daftrar ulang. Saat ujian tertulis, saya sudah putus asa. Di situ saya