Langsung ke konten utama

Pengalaman Membuat Paspor (Persiapan Umroh)

Tanggal 28 Februari, bertepatan dengan anniversary yang ke-8, abu menyampaikan via telegram insyaAllah akan mengajak ummi umroh ke tanah haram sebagai hadiah anniversary yang di kemudian hari juga di klaim sebagai hadiah ulang tahun ummi yang ke sekian :D Sebuah kabar yang membuat ummi langsung menangis saat itu juga. Keberangkatannya sekitar 1,5 bulan kemudian yaitu tanggal 13 April, insyaAllah.

Beberapa hari berlalu, tak terasa sudah tanggal 10 Maret. Pihak travel mengumumkan bahwa kami harus menyerahkan passport tanggal 15 Maret. Paspor ummi dan abu ternyata perlu diperpanjang, juga Toha yang rencana nya akan ikut umroh bersama ummi dan abu, belum punya paspor. Maka berangkat lah kami dengan berbekal googling untuk melengkapi sarat-sarat dan bertanya kepada seorang teman abu yang pada hari sebelumnya gagal mendapat antrian di imigrasi. Teman abu bilang kalau harus mengambil antrian pukul 5.30 pagi, itupun dapat nomor puluhan yang hampir ratusan. Karena banyak yang mengambil nomor dari pukul 01.00 pagi @_@ Kami tidak bisa daftar online karena sistemnya sedang rusak.

Pagi itu, sebelum abu mandi, ummi hendak memasukkan map yang berisi semua persyaratan untuk membuat paspor yang telah ummi siapkan malam sebelumnya ke dalam tas abu, tapi abu sedang membuka2 map tersebut. Ummi berlalu menyiapkan perlengkapan Toha. Sesaat kemudian ummi balik lagi ke sana melihat abu sedang memasukkan sesuatu ke tas. Ummi berpikir kalau abu sedang memasukkan map itu ke dalam tas. Lalu ummi merasa kalau tugas ummi yang itu langsung terceklis kemudian lanjut menyiapkan bekal air dan makanan untuk menunggu di imigrasi nanti. Ketika akan masuk ke dalam mobil, selain memastikan perbekalan tidak tertinggal, perhatian ummi tertuju pada tas abu, tas itu abu bawa ke dalam mobil sendiri. Seketika ummi merasa aman bahwa semua persyaratan sudah siap dan telah masuk ke dalam mobil. Tak sempat memastikan pada abu terkait map itu karena ummi harus memastikan Sadidan, Layyina, dan Toha masukk ke dalam mobil komplit dengan perlengkapan mereka. Rempong Cyyn :p

Kami berangkat pukul 07.00. Diperjalanan mampir membeli materai. Lalu ketika hampir sampai kantor imigrasi Soetta, mata ummi melihat kesana kemari mencari tas abu. Lalu bertanya pada abu, di mana mapnya. Abu jawab tidak tahu. Hah.. bukannya abu yang tadi bawa map itu ya...?! Abu jawab engga... astaghfirullah.. serius?! Berarti semua persyaratan tertinggal di rumah. Abu yang ngambek langsung ceramah dan bilang pokonya akan terus ke kantor imigrasi. Persyaratan nanti bisa pakai nyusul pakai gojek.

Setelah sampai gedung yang dimaksud. Abu dan anak2 menunggu di mobil. Ummi naik ke lantai 3 gedung tersebut untuk mengambil antrian. Ketika sampai sana banyak sekali jamaah haji mengenakan jaket seragam haji, satpam bertanya pada ummi mau membuat passport untuk tujuan apa. Kemudian satpam pun menjelaskan bahwa saat ini pelayanan passport selain untuk kepentingan haji dialihkan ke kantor imigrasi surapati.. heu.. dengan lemas ummi turun menuju parkiran. Lalu melaporkan pada abu hal tersebut.

Akhirnya kami ikhlas bahwa ikhtiar membuat paspor hari itu gagal. Sempat menghubungi biro jasa langganan, menanyakan berapa biaya pembuatan passport di sana, dan ternyata harganya 1,5it/buah. Wow. Dan akhirnya kami putuskan untuk membuat passport sendiri ke kantor imigrasi surapati pada hari senin. Karena nanggung sudah berada di daerah itu, maka abu mengajak ke sebuah bank syariah yang terletak dekat situ untuk mengurus suatu deposito.

Sampailah kami di bank syariah tersebut. Ummi mengambil antrian untuk mendapat pelayanan costumer service. Di sofa yang disediakan tampak beberapa orang yang antri sebelum kami. Beruntung diantaranya ada seorang teman abu yang sedang mengantri bersama istrinya. Abu pun asyik mengobrol dengan temannya itu. Ummi lega berharap abu melupakan kekecewaannya hari itu. Namun tiba giliran kami mengurus deposito, ada masalah lagi.. buku tabungan dan kartu atm sudah aman ada di tas ummi.. tapi kan ktp adanya diantara persyaratan passport yang berada dalam map... dan map tersebut kan ketinggalan di rumah @_@ Costumer Service yang melayani kami pun memohon maaf karena belum bisa membantu kami karena kami tidak bawa ktp.. heu...kami pun pulang ke rumah sebelum jumatan tiba dengan tangan hampa.

Hari minggu kami sengaja lewat kantor imigrasi surapati. Lalu ngobrol-ngobrol dengan satpam, menanyakan tentang proses pengambilan antrian. Apakah betul kami harus datang dari jam 01 pagi seperti berita simpang siur yang beredar. Satpam langsung meluruskan bahwa Senin kami disuruh datang saat loket antrian buka yaitu pukul 07.30. Kami lega karena tidak harus datang tengah malam.

Hari senin tiba-tiba abu mendapat kabar ada meeting dengan klien dari pagi hari. Berarti kami tidak bisa membuat passport di hari itu. Abu pun memutuskan bahwa kami akan membuat passport hari selasa saja. Wah.. hari rabu kan tanggal 15, dan kami harus segera menyerahkan paspor ke travel. Yah.. sudah, bismillah. 7 tahun yang lalu juga kan pembuatan paspor hanya 2 hari, pikir kami. Abu pun berangkat ke kantor. Namun tak lama kemudian abu bilang kalau meetingnya engga jadi dan akan segera pulang ke rumah menjemput ummi dan Toha untuk ke kantor imigrasi. Tak yakin bahwa kami sudah kesiangan, kami pun nekat berangkat ke sana dan sampai kantor imigrasi pukul 9. Kami bertanya kepada petugas, di mana kami bisa mengambil antrian untuk membuat paspor. Petugas bilang bahwa antrian sudah habis karena hanya tersedia 300 antrian. Bertanya kepada seorang ibu yang sedang antri dengan kepala pusing menceritakan bahwa ada yang ambil antrian dari jam 12 malam. Crazy @_@ Kami pun pasrah lagi bahwa hari itu kami gagal lagi membuat paspor.

Karena sudah tanggung pergi, maka kami pun menuju bank syariah yang kami datangi sebelumnya untuk mengurus deposito. Hari ini kan kami yakin bahwa KTP kami tidak tertinggal lagi di rumah J Singkat cerita selesailah transaksi kami di bank syariah tersebut. KTP ummi dan buku tabungan yang tadi diserahkan kepada costumer service lalu diserahkan kembali kepada ummi. Karena ketika masuk ke dalam mobil, Toha langsung pasang posisi menyusu, maka KTP yang tadinya akan ummi masukkan kembali ke dalam map persaratan paspor malah ummi selipkan dulu ke dalam buku tabungan. Nanti saja kalau Toha selesai menyusu, pikir ummi.

Sampai rumah, adzan dzuhur berkumandang. Dengan kebingungan akan kemustahilan mendapat antrian di kantor imigrasi karena begitu menggilanya proses yang harus dilalui, abu lalu berangkat sholat berjamaah ke masjid. Selesai sholat, abu disapa oleh seorang warga. Kebetulan abu adalah ketua RT sehingga selalu saja ada obrolan apabila bertemu warga. Tak sengaja curhat tentang kegagalan-kegagalan yang sudah dialami dalam membuat paspor di imigrasi. Kontan si bapak itu langsung berkata bahwa biar istrinya saja yang urus semua karena ternyata istrinya adalah orang imigrasi. Berasa doa yang diijabah oleh Allah, abu pun tak mau menolak rizki ini. Tapi abu menolak dilayani terlalu khusus karena si bapak tersebut menawarkan istrinya akan ke rumah mengambil persyaratan. Akhirnya si ibu menyuruh kami datang ke kantor imigrasi pukul 14 langsung menuju meja wawancara dan foto.

Keesokan harinya pun kami berencana datang pukul 14 sesuai instruksi si ibu. Seperti biasanya ummi memastikan perlengkapan toha dan map yang berisi persyaratan masuk ke dalam mobil. Ketika membereskan tas ummi, ummi melihat ada beberapa buku tabungan yang membuat tas ummi jadi tak beraturan, ummi pun mengeluarkan semua buku tabungan lalu menyimpanya dalam lemari tanpa berpikir panjang. Berangkatlah Ummi, Abu, dan Toha ke kantor imigrasi dengan menggunakan mobil. Diperjalanan abu bertanya pada ummi apakah persyaratan yang tertinggal? Ummi pun mereview semua persyaratan satu per satu di otak ummi. Tiba-tiba ummi teringat sesuatu. KTP ummi kan belum ummi pindahkan dari buku tabungan ke map... Ouch... Dan... Buku tabungannya kan tadi ummi keluarkan dari tas... Ya Allah T.T Abu kembali memastikan betulkah KTP ummi tertinggal? Iya... Astaghfirullah, pelupa amat sih aku T.T Terus kenapa tadi engga diperiksa lagi satu per satu ya.. Begini lah sulitnya jadi orang yang kebanyakan plegmatisnya dan kekurangan melankolisnya. Merasa semua baik-baik saja padahal belum dirinci satu per satu.

Abu pun memutar arah mobil ditengah kemacetan menuju ke rumah kembali. Dengan ceramah tentunya sepanjang perjalanan balik ke rumah. Sampai ke rumah ummi langsung mengambil KTP tersebut. Abu langsung menginstruksikan supaya kami merubah kendaraan dari mobil menjadi motor. Jalanan begitu macet, mustahil kami bisa datang tepat waktu kalau pakai mobil. Ummi yang sebenarnya keberatan memakai motor karena harus membawa Toha ke kantor imigrasi, apalagi langit mendung, hanya bisa menuruti instruksi abu karen posisi ummi sebagai orang yang bersalah saat itu, jadi pendapat ummi kecil kemungkinannya akan mempengaruhi keputusan abu :D Segera ummi pakaikan Toha jaket dan kami pun berangkat dengan menggunakan motor. Kali pertamanya Toha main ke kota pakai motor. Mungkin Toha merasakan semilir angin gitu. Hihihi...

Sampai kantor imigrasi, kami langsung menuju loket wawancara dan foto. Si ibu tersebut yang melihat kami ada di sana langsung memanggil kami ke meja loket untuk menyerahkan 3 buah map berisi formulir yang harus diisi, ada juga yang harus diberi materai dan ditandatangan. Kami mengisinya di kursi tunggu diantara orang-orang yang kemungkinan beradadi kantor imigrasi dari subuh hari. Setelah selesai kami memberikan isyarat lalu si ibu langsung memanggil kami kembali ke meja untuk wawancara, pengambilan sidik jari, dan foto. Abu...lalu Toha...lalu Ummi... selesai...Tara! Kami pun diberikan lembaran untuk pembayaran dan pengambilan. Si ibu menginstruksikan untuk membayar di bank apa saja dan besok ambil pasport menggunakan lembar pengambilan dengan menemui beliau lagi. Kami pun langsung pulang ke rumah karena pada saat itu telah lewat jam kerja bank.

Keesokan harinya abu membayar biaya pembuatan paspor ke suatu bank sebelum ke kantor imigrasi untuk mengambil paspor. Tiba di kantor imigrasi langsung menemui si ibu sambil menyerahkan lembar pengambilan. Si ibu heran kok sudah datang lagi untuk mengambil paspor, kan selesainya 3 hari kerja setelah pembayaran. Ouuch.. Kenapa si ibu ga menjelaskan itu, malah kemarin bilangnya besok.. berarti kan maksdunya hari ini. Kami pun ngga curiga apa2 karena 7 tahun yang lalu juga besoknya langsung jadi. Heu..heu.. Ya sudah, karena ini hari rabu berarti selesainya senin depan.

Hari senin tiba. Dengan semangat abu datang ke kantor imigrasi untuk mengambil paspor karena mengira inilah akhir perjuangan panjang membuat paspor. Sampi di sana langsung menemui si ibu. Takdir kami saat si ibu memberikan penjelasan bahwa mesin cetak imigrasi sedang rusak, jadi paspor kami belum selesai. Hallo imigrasi! Heu...Perjuangan belum berakhir. Si ibu pun berjanji kalau sudah selesai akan beliau ambilkan paspornya... Niat beliau sungguh baik membantu kami. Akhirnya paspor kami diantarkan langsung oleh si ibu tersebut ke rumah kami... tidak sekaligus jadi ketiganya, tetapi berangsur karena mesin cetaknya yang error lagi.. lalu si ibu sempat kelupaan nama ummi juga, sehingga bingung saat mau mengambilkan paspor ummi...nasib emak2 yang tidak terkenal ya :D Akhirnya paspor bisa berada di tangan kami dengan lengkap tanggal 25 Maret. Alhamdulillah.

Begitu berlikunya proses pembuatan pasport ini, mungkin belum lebih baik dari kondisi 7 tahun yang lalu..padahal jaman sudah serba canggih. Foto, sidik jari, dan retina kami kan sudah registrasi saat pembuatan ektp. Tapi kenapa membuat paspor masih seribet ini ya... Memohon kepada Allah supaya melancarkan tahap selanjutnya dari persiapan umroh kami. Aamiin :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman Belanja Oleh-oleh Umroh

Saat akan menentukan budget oleh-oleh dan item apa saja yang akan dibeli, saya kebingungan karena minim sekali blog yang menginfokan hal ini. Oleh karena itu, pada tulisan ini akan saya paparkan mengenai beberapa item oleh-oleh yang saya beli di sana. Sayang sekali tidak semua barang berhasil saya dokumentasikan. Walaupun begitu, semoga tulisan saya ini bermanfaat. Nah, ini diantaranya item yang ditemui di Bin Dawood, Makkah. Bin Dawood terletak di kawasan Zamzam Tower lantai dasar. Foto paling atas adalah aneka bumbu, kebanyakan bumbu nasi khas Arab. Ini macamnya banyak sekali. Saya pun membeli belasan buah karena menganggap ini adalah item yang tidak bisa dibeli di tanah air. Foto kedua adalah bumbu kebuli premium seharga 14 riyal dan keju la vache seharga 7,5 riyal. Dan foto ketiga adalah cokelat kerikil kemasan 225gr seharga 16 riyal. Nah, itu struk pembayaran belanja di Bin Dawood, Makkah. Nah, kalau foto yang diatas itu adalah item yang

Melihat foto-foto...

Foto-foto waktu jaman muda@ Kampus... Menatap Langit di atas kampus ITB Turun ke Jalan Pake Jaket Bolang Jadi Ibu Guru Rapat Naik Gunung Napak Tilas Jalan-Jalan ke UI Ketemu Tokoh Briefing..briefing.. Darma Wanita Wira Kreasi Berkarya Nge-Lap

Masuk Magister Kenotariatan UNPAD

Lama tidak menulis. Ada yang kangen dengan tulisan saya kah?? qiqiqi Satu tahun terakhir ini saya menghabiskan waktu untuk melanjutkan sekolah. Mau tau ceritanya? Let's read! Ini adalah laman yang sejak bulan Maret 2018 selalu saya intip. Di laman tersebut saya melakukan registrasi pendaftaran SMUP UNPAD, TPA,TOEFL, pengumuman kelulusan, sampai nantinya pengumuman mengenai daftar ulang dan pelunasan pembayaran SPP semester pertama. Hari-hari saya pun dihabiskan untuk memenuhi persayaratan pendaftaran yang begitu kompleks yang bikin meringis untuk melengkapinya. Foto di atas itu hanya salah satu dari sekian banyak syarat yang harus dipenuhi. Bolak balik ngurusin TPA dan TOEFL, SKCK, Legalisir Ijazah dan Transkip, Surat Keterangan Sehat dari UPT Kesehatan UNPAD, ikut bimbingan belajar, masukin syarat-syarat, bikin Proposal Tesis, serangkaian tes yang bikin nangis, sampai akhirnya melengkapi syarat daftrar ulang. Saat ujian tertulis, saya sudah putus asa. Di situ saya